Selasa, 17 Desember 2013

Pengalaman dengan Buku "Menyingkap Fitnah dan Teror" dari Hj. Irena Handono

     Buku "Menyingkap Fitnah dan Teror" sudah ada dalam lemari buku rumah saya sejak beberapa tahun yang lalu. Buku itu konon milik saudara saya yang diberikan kepada ayah saya. Kesan pertama menyentuh buku itu adalah biasa saja karena melihat tebalnya buku itu membuat saya enggan membacanya. Kesan pertama pula ketika melihat penulis yang menyusun buku itu yaitu Hj. Irena Handono adalah kagum. Kekaguman akan kisah hidupnya yang menjadi seorang muallaf. Akan tetapi, hal tersebut tetap saja membuat saya tidak bernafsu membaca buku itu.
     Setiap saya ingin membaca buku-buku dalam lemari,  buku "Menyingkap Fitnah dan Teror" selalu saya lewati. Sering dilewati membuat saya penasaran dengan buku itu. Saya menyiapkan diri membuka buku itu, melihat cover yang bertema Perang Salib membuat saya merinding dan takut dengan isinya. Hati mulai menduga-duga akankah didalamnya terdapat gambar ilustrasi yang mengerikan? Akankah didalamnya Islam diinjak atau....? Berbagai pertanyaan terjawab setelah membuka lembaran secara acak dan melihat beberapa gambar ilustrasi. Karena saya tidak membaca seluruh isi buku dan hanya melihat bagian gambarnya saja maka saya menutup kembali buku itu. Tidak tega melihat perlakuan mereka terhadap Muslim di masa lalu.
     Melihat keberadaan Hj. Irena Handono di twitter membuat saya terdorong untuk follow twitter beliau. Sudah hampir setahun follow beliau namun belum membaca bukunya yang fenomenal. Awalnya saya kurang menyadari jika dalam buku itu ternyata terdapat tanda tangan beliau. Entah benar atau tidak itu tanda tangan Hj. Irena Handono tapi hal tersebut yang mendorong saya untuk membaca buku itu. Hal lain yang mendorong saya membaca buku itu adalah liburan. Liburan di saat sejenak mengistirahatkan otak dari ilmu Psikologi dan belajar disiplin ilmu lain yaitu ilmu agama dan sejarah. Tepat sekali membaca Buku "Menyingkap Fitnah dan Teror" di kala liburan.
     Buku tersebut menyingkap berbagai fitnah dan teror yang dijatuhkan oleh kaum yang membenci Islam. Berbagai propaganda dilakukan untuk menjatuhkan Islam. Mereka melakukan hal itu karena tidak menyukai Islam yang begitu memperhatikan segala aspek kehidupan. Dalam politik hingga kemasyarakatan semuanya memiliki aturan dalam Islam. Mereka khawatir hal tersebut akan mengancam keberadaan kaum mereka karena banyak anggota kaum mereka berpindah ke Islam karena merasa nyaman. Padahal, Islam sendiri melindungi  dan menghormati berbagai kaum walaupun itu adalah kaum musuh yang lemah. Bagian dalam buku tersebut yang membuat saya terkejut adalah tentang Holocaust, Perang Dunia 1 dan 2, dan Penjara yang didalamnya terdapat tahanan Muslim. Betapa terejutnya ketika mengetahui apa yang terjadi didalamya. Konspirasi yang begitu teratur dan rapi sehingga disebar oleh media sebagai hidangan yang membutakan mata dunia selama ini (Handono, 2008). Hal lain yang membuat saya terkejut membaca buku ini adalah tentang berbagai aksi terorisme terkenal yang pernah terjadi di Amerika yaitu Peristiwa 9-11. Sebelumnya saya pernah membaca artikel tentang kebenaran peristiwa tersebut di Internet namun diperjelas dalam buku ini. cek juga link dibawah ini
    Kesan saya setelah 'khatam' membaca buku ini adalah bahagia karena bisa mengetahui beberapa kebenaran yang selama ini tertutup. Meski kebenaran itu tak diungkapkan di media karena media sudah terlanjur dikuasai oleh mereka. Beruntung bisa membaca salah satu buku Hj. Irena Handono yang fenomenal dan berani membuktikan secara gamblang kebenaran yang ada dalam fitnah dan teror kepada Islam. Selesai membaca buku ini, jiwa dan pikiran saya bergetar seraya berucap dalam hati, "Alangkah hebat dan liciknya mereka membuat serangkaian rencana selama ini namun saya yakin diluar sana semakin banyak ummat yang mengetahui rencana licik mereka dan kita bersatu untuk menunjukkan kebenaran."

Mohon maaf apabila ada kata yang kurang tepat maupun kata yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian.

Handono, I. (2008). Menyingkap fitnah dan teror. Jakarta: Gerbang Publishing.

Kamis, 03 Januari 2013

Chairul Tanjung, Si Anak Singkong. Pandangannya terhadap bisnis dan umat Islam

     Saya katakan kepada mereka, jika umat Islam ingin bangkit dan maju dalam mengelola bisnis, ada tiga aspek yang perlu dipecahkan. Pertama, aspek kulteral. Kedua, aspek struktural, dan ketiga aspek teknis.
     Aspek kultural berkaitan dengan budaya, norma, nilai-nilai, pandangan hidup, dan kebiasaan yang telah lama mentradisi dalam masyarakat muslim. Adapun aspek struktural berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang berimplikasi pada kehidupan umat Islam. Sementara aspek teknis berkaitan dengan konsistensi, keseriusan, dan kompetensi umat Islam dalam pengelolaan bisnis.
     Solusi pada aspek kultural adalah dengan membangkitkan etos bisnis umat sesuai dengan nilai-nilai Islam. Jalan keluar pada aspek struktural adalah dengan mendorong keberpihakan pemerintah dalam bentuk kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam berbisnis terutama yang berkaitan pada akses informasi dan permodalan. Adapun pada aspek teknis, solusinya adalah kompetensi, profesionalitas, dan keterampilan teknis umat Islam dalam pengelolaan bisnis.


Hal tersebut diungkapkan oleh Chairul Tanjung ketika berceramah dalam rangka Musyawarah Nasional MUI Tahun 2008.


Diredja, T. G. 2012. Chairul tanjung si anak singkong. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.